TOKOH PEJUANG PADA MASA PENJAJAHAN BELANDA
TOKOH PEJUANG PADA MASA PENJAJAHAN BELANDA
1. Pattimura
Pattimura pemimpin perlawanan rakyat Maluku terhadap Belanda pada tahun
1817. Di bawah pimpinan Pattimura, rakyat Maluku berhasil merebut
Benteng Duursteede dan membunuh hampir semua penghuninya termasuk
Residen Van den Berg. Pertempuran demi pertempuran terus berkobar dan
kemenangan terus diraih pasukan Pattimura. Ternyata, perjuangan para
pahlawan untuk mengusir para penjajah dari tanah air tidak pernah surut.
Hal itu menunjukkan semangan nasionalisme yang tinggi terhadap
bangsanya.
Untuk menghadapi perlawanan Pattimura, Belanda menggunakan taktik devide et impera (memecah belah). Belanda memperalat Raja Booi untuk mengetahui tempat persembunyian Pattimura. Pada 16 Desember 1817, Pattimura ditangkap dan dihukum mati.
Image By : ruanasagita.blogspot.com |
Untuk menghadapi perlawanan Pattimura, Belanda menggunakan taktik devide et impera (memecah belah). Belanda memperalat Raja Booi untuk mengetahui tempat persembunyian Pattimura. Pada 16 Desember 1817, Pattimura ditangkap dan dihukum mati.
2. Tuanku Imam Bonjol
Tuanku Imam Bonjol dilahirkan dengan nama Peto Syarif. Beliau sangat
gigih berjuang untuk memurnikan ajaran islam dari penyimpangan. Beliau
memimpin rakyat Sumatera Barat untuk melawan Belanda. Tuanku Imam Bonjol
bertempur melawan Belanda selama 15 tahun.
Pada tanggal 28 Oktober 1837, Tuanku Imam Bonjol memenuhi undangan Residen Prancis untuk berunding di Palupuh. Namun, dalam pertemuan tersebut, Tuanku Imam Bonjol di tangkap Belanda. Beliau diasingkan ke Cianjur Jawa Barat, kemudian dipindahkan ke Ambon, lalu ke Manado. Beliau wafat di Manado pada 6 November 1864.
3. Pangeran Diponegoro
Antawirya atau Pangeran Diponegoro merupakan pemimpin perlawanan
terhadap Belanda di daerah Jawa Tengah. Pangeran Diponegoro sangat geram
melihat kehidupan para bangsawan Mataram yang telah menjadi kaki tangan
Belanda. Beliau marah karena melihat budaya barat yang memyebabkan
kemorosatan akhlak masyarakat Jawa.
Pada tahun 1825, kemarahan Pangeran Diponegoro semakin memuncak ketika Belanda hendak membangun jalan baru dari Yogyakarta ke Magelang melalui Tegalrejo dan melalui tanah makam leluhur Pangeran Diponegoro. Akhirnya, pecahlah Perang Diponegoro. Perang ini berlangsung dari tahun 1825 sampai 1830. Beliau dibantu oleh Pangeran Mangkubumi, Sentot Alibasyah, dan Kyai Mojo. Pada 28 Maret 1830, dalam perundingan di Magelang. Pangeran Diponegoro ditangkap dan diasingkan ke Makassar. Pada 8 Januari 1855, beliau meninggal dunia di Makassar.
4. Pangeran Antasari
Image By : www.kiblat.net |
Pada tanggal 28 Oktober 1837, Tuanku Imam Bonjol memenuhi undangan Residen Prancis untuk berunding di Palupuh. Namun, dalam pertemuan tersebut, Tuanku Imam Bonjol di tangkap Belanda. Beliau diasingkan ke Cianjur Jawa Barat, kemudian dipindahkan ke Ambon, lalu ke Manado. Beliau wafat di Manado pada 6 November 1864.
3. Pangeran Diponegoro
Image By : id.wikipedia.org |
Pada tahun 1825, kemarahan Pangeran Diponegoro semakin memuncak ketika Belanda hendak membangun jalan baru dari Yogyakarta ke Magelang melalui Tegalrejo dan melalui tanah makam leluhur Pangeran Diponegoro. Akhirnya, pecahlah Perang Diponegoro. Perang ini berlangsung dari tahun 1825 sampai 1830. Beliau dibantu oleh Pangeran Mangkubumi, Sentot Alibasyah, dan Kyai Mojo. Pada 28 Maret 1830, dalam perundingan di Magelang. Pangeran Diponegoro ditangkap dan diasingkan ke Makassar. Pada 8 Januari 1855, beliau meninggal dunia di Makassar.
4. Pangeran Antasari
Image By : biografi-biodata-profile.blogspot.com |
5. Raja Buleleng
Image By : id.wikipedia.org |
6. Sisingamangraja XII
Image By : www.kompasiana.com |
7. Cut Nyak Dien
Image By : www.biografiku.com |
Komentar
Posting Komentar